Jumat, 14 Desember 2012

Penyesalan Seorang Wartawan

Penghargaan tertinggi Jurnalistik Pulitzer 1994 adalah tentang seorang gadis yang menangis kelaparan dan berusaha merangkak kelelahan menuju camp pengungsian PBB berjarak 1 Km dari tempatnya, dengan tanpa pakaian dan tulang kurus menonjol dimana-mana, sementara di belakangnya di bayang-bayangi burung pemakan bangkai yang sudah mencium bau kematian gadis kecil tersebut.

Foto tersebut diambil di Afrika Selatan oleh seorang wartawan bernama Kevin Carter, yang mendengar suara tangis anak tersebut, sempat menunggu selama 20 menit supaya burung pemakan bangkai itu pergi, tetapi akhirnya sekedar mengambil foto gadis itu karena burung tersebut tidak juga meninggalkan gadis tersebut, dan Kevin meninggalkannya begitu saja karena dia takut tertular penyakit dan sebagainya.

Tetapi, begitu foto tersebut di publikasikan, New York Times yang menerima foto tersebut segera menerima ribuan telepon menanyakan kabar gadis itu :
"Apakah dia mati?"
"Apakah bisa sampai ke penampungan PBB?"
"Apakah dimakan burung pemakan bangkai?"
"Bagaimana saya bisa menolong gadis tersebut?"
"Mengapa KEVIN tidak menolong anak gadis itu?"

2 bulan setelah menerima penghargaan tersebut, Kevin mati bunuh diri karena dihantui pemandangan tersebut. Dia tidak pernah berhenti menangis menyesali diri :
"MENGAPA AKU TIDAK MENOLONG ANAK GADIS ITU???"

Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Selagi masih ada kesempatan berbuat baik, marilah kita berbuat baik dengan tidak jemu2. Jangan sampai kita menyesali diri karena kesempatan berbuat baik itu sudah tertutup.

TeRuSlah MeLaYaNi



Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar