Sabtu, 18 April 2015

Prinsip cermin

-Berubah dengan prinsip cermin-

Keberhasilan dan kebahagiaan bukan sekadar berlimpah materi. Keberhasilan dan kebahagiaan adalah rangkaian amat panjang yang berkaitan dengan pemahaman pada diri kita seutuhnya. Karakter kita, masa lalu kita, pemahaman kita akan trauma masa lalu dan impian masa depan akan membuat diri kita paham bagaimana memperlakukan dan bersikap pada orang lain.

CEO dari perusahaan teknologi ternama NCR Corp, yakni Stanley C. Allyn (periode 1957–1962)  pernah  mengatakan bahwa manusia paling berguna di dunia dewasa ini adalah pria atau perempuan yang tahu bagaimana bergaul dengan orang lain. Hubungan manusia adalah ilmu terpenting dalam hidup.

Mampu melihat keburukan orang lain, kerap kita lakukan. Tapi kadang kita lupa untuk memikirkan kesalahan diri sendiri. Kita juga lupa bahwa sebagian masalah yang kita hadapi sebenarnya datang bukan dari orang lain, tapi malah lebih banyak dari diri kita sendiri.

Konsep melihat ke dalam diri sendiri sebelum menunjuk kesalahan orang lain itu lebih dikenal dengan Prinsip Cermin. Cermin, sebuah benda bening, akan memantulkan bayangan orang yang berada di depannya. Tidak berbeda sama sekali bayangan yang ada di dalam cermin dengan aslinya.

Lalu apa istimewanya prinsip cermin ini? Prinsip ini akan membuat kita mengerti bahwa sesungguhnya banyak dari sebuah kesalahan yang kerap kali berulang di mata kita, terjadi bukan karena orang lain yang melakukan kesalahan berulang. Tapi, bisa jadi hal tersebut karena kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Dengan lebih menyelami segala hal mulai dari dalam diri sendiri, kita akan menemukan  lebih banyak poin pembelajaran hidup yang bermanfaat bagi diri sendiri dan saat berhubungan dengan orang lain.

"Behavior Is The Mirror In Which Everyone Shows Their Image" (Perilaku merupakan cerminan diri yang mana setiap orang memperlihatkan gambaran/pantulan dirinya) ~ Johann Wolfgang von Goethe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar