Rabu, 15 April 2015

Penyesalan

Di zaman Tiongkok kuno pada masa kerajaan Dinasti Han saat Kaisar Wu Ti berkuasa, kehidupan masyarakat amat memprihatinkan akibat perang berkepanjangan. Ditambah lagi perilaku Kaisar Wu Ti yang suka seks dan berfoya-foya menghabiskan pungutan pajak dari hasil keringat rakyat. Yang lebih parah lagi, peristiwa santet merajalela, menyebabkan Ibukota Changan semakin kacau balau, negeri Dinasti Han terancam bahaya luar dan dalam.

Di saat itu, salah seorang dari 3 tetua Huguan menulis surat pada Kaisar Wu Ti, tetua itu mengutip puisi dari kitab puisi kuno yang berbunyi, "Lalat hijau datang dan pergi hinggap di pagar, kaisar yang jujur tak percaya rumor. Jika tidak rumor akan terus terjadi, kekacauan besar pasti akan melanda negeri".

Tetua itu menasihati Kaisar Wu Ti, "Ayah ibarat langit, Ibu ibarat Bumi, anak-anak ibarat segenap materi di atas Bumi ini, jadi hanya dengan menenangkan langit dan Bumi, maka segala sesuatu yang ada di atas dunia ini baru bisa harmonis dan baik".

Setelah surat itu dibaca, Kaisar Wu Ti sangat tergugah, kaisar mendadak tersadar, dan segera memanggil semua menterinya untuk mengakui segala kesalahannya dan bertobat di depan seluruh pejabat negara, peristiwa itu menggemparkan seluruh negeri.

Berdasarkan masukan dari para pejabat, berbagai kebijakan pemerintahan pun diubah, kaisar secara terbuka mengeluarkan maklumat "pengakuan dosa" yang terkenal itu, menyatakan kesalahan yang telah diperbuat dan menyesali segala dosa-dosanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar