Rabu, 08 April 2015

Berbakti bukan pasrah

Berbhakti bukan pasrah

Umat Buddha selayaknya meletakkan bhaktinya pada Dhamma dengan tidak pasrah pada nasib dan takdir. Dalam Dhamma nasib dan takdir adalah kamma sebagai penentu dari diri sendiri. Karena Buddha bukanlah pencipta yang dapat menghukum siswanya yang salah, ataupun juru selamat yang dapat menolong umatnya dari berbuat buruk. Buddha adalah Guru yang mendidik siswanya untuk belajar bertanggung jawab atas perbuatannya dan mendidik agar mandiri, tidak manja. Buddha telah meninggalkan ajaran Dhamma yang dapat menuntun kita keluar dari samsara dengan semangat melaksanakan moralitas, mengembangkan meditasi, malu berbuat jahat, takut akan akibat dari keburukan. Dengan demikian, maka pengetahuan Dhamma akan muncul, keyakinan akan meningkat, serta kebijaksanaan pun akan muncul. Sehingga umat Buddha tidak lagi menjadi peminta berkah, melainkan pelaksana Dhamma.

Inilah lima kekuatan siswa yang berlatih. Marilah kita berlatih dalam Dhamma sehingga pada akhirnya kita semua dapat merealisasi pencapaian Nibbāna dengan dasar pengetahuan kebijaksanaan.

Sadhu! sadhu! sadhu!

Referensi:

-Bodhi, Nyanaponika. 2003. Petikan Aṅguttara Nikāya. Vihāra Bodhivaṁsa, Klaten: Wisma Dhammaguṇa.

-Saddatissa. 1999. Sutta Nipāta. Klaten: Vihāra Bodhivaṁsa.

-Vijāno. 2013. Dhammapada. Tanpa kota: Bahussuta Society.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar