Jumat, 15 Februari 2013

Memberi Perhatian Penuh

Memberi Perhatian Penuh

Suatu malam seorang anak laki mengajak orangtuanya untuk bermain "game" dengan meminta mereka mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Anak itu kemudian berkata: "Mangga!" Kemudian kedua orangtuanya mengikuti: "Mangga!" Lalu, si anak berkata: "Semangka!" Juga diikuti. Kemudian berkata: "Nangka!" Dan lagi-lagi diikuti. Setelah itu ia berkata: " Berapa jumlah buah tadi?" Dan dijawab oleh kedua orangtuanya: "Tiga!"
Si anak tertawa senang dan berkata bahwa kedua orangtuanya kalah karena gagal tidak mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Saat si anak berucap: "Berapa jumlah buah tadi?" Dan mereka menjawab: "Tiga!" Padahal seharusnya mereka mengikuti pula: "Berapa jumlah buah tadi?"
Betapa sering kita berpikir "sudah berpikir" walau sebenarnya "tidak benar-benar sudah berpikir".

Demikian pula saat menghadapi kenyataan hidup, kita "berpikir" sudah memahami kenyataan yang ada sesuai pemikiran kita walau mungkin itu justru bukan yang sebenarnya karena kita melupakan kondisi-kondisi awal yang sebenarnya telah kita ketahui namun terlupakan...

Make sure what you do is a product of your own conclusion. (Jim Rohn)

Belajar dari yang berlalu, Bermawas pada saat ini, & Berkesadaran menyongsong esok.



Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar